Rabu, 11 Februari 2015

Dari Balik Jendela Kamar Hotel

Hotel yang ditempati oleh Sam bukanlah hotel bintang lima. Bisa dikatakan hotel yang ditempatinya adalah hotel berbintang satu. Itu terbukti dari kondisi hotel yang tidak begitu terawat. Banyak kamar yang ditutup karena tidak layak pakai. Tapi karena kondisi kamar mandinya masih bagus dan bersih, Sam akhirnya mau untuk menempati kamar nomor 9. Walaupun memang kalau diperhatikan, kondisi kamarnya sudah terlihat sangat lama dan tempat tidurnya pun sudah sangat tua. Terbukti saat Sam mencoba merebahkan tubuhnya di tempat tidur, timbul bunyi “kriek-kriek”. Sam terpaksa menginap di hotel ini karena hanya hotel ini satu-satunya yang berada di kota dimana dia harus meliput berita. Pekerjaan sebagai seorang wartawan dia tekuni sejak lulus dari kuliah.

Malam semakin larut, akan tetapi Sam belum tidur. Dia masih asyik dengan laptopnya dan sesekali melihat hasil jepretannya di kamera. Saat Sam akan menutup laptopnya, terdengar suara berisik dari luar Hotel. Sam pun segera menuju jendela untuk melihat apa yang sedang terjadi. Terlihat ada dua orang sedang berdiri di tepat di depan jendela kamar Sam. Mereka kelihatannya sedang membicarakan masalah serius. Terlihat dari raut muka mereka yang serius. Salah seorang di antara mereka bersandar pada tembok salah satu gudang yang berada tepat di depan jendela kamar Sam. Yang satu berbadan gemuk dengan topi hitam di kepalanya dan satunya lagi berbadan kerempeng dengan berambut cepak. Orang yang berbadan gemuk itulah yang bersandar di tembok gudang. Mereka tidak tahu kalau ada yang memperhatikan mereka yaitu Sam. Sam tetap pada posisinya. Tidak beranjak dari tempatnya semula. Karena dia curiga dengan dua orang itu. Sam mengambil kameranya dan mulai mengambil gambar, mereka dari balik jendela kamarnya.

Setelah setengah jam tidak terjadi apa-apa. Namun terlihat si gemuk menyalakan rok*k dan mulai menyulutnya. Malam itu memang dingin, mungkin rok*k bisa menghangatkannya. Mata Sam pun mulai terlihat mengantuk dan sesekali matanya terpejam. Dan setelah satu jam berlalu, seseorang berkumis dengan badan atletis menghampiri mereka berdua. Terlihat orang itu sangat galak. Terlihat bagaimana dia tiba-tiba menampar salah satu dari mereka. Orang yang ditampar itu ternyata adalah si kerempeng. Setelah ditampar, dia berlalu pergi. Sam pun dengan jeli memperhatikan apa yang akan terjadi. Dan setelah beberapa menit, tiba-tiba ada sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan mereka. Dan ternyata yang mengemudikan adalah si kerempeng. Dia membuka pintu samping mobil dan menurunkan seorang laki-laki yang ditutup matanya. Laki-laki itu tedengar berteriak-teriak tapi hal itu sia-sia karena mulutnya disumpal dengan kain. Laki-laki itu berbadan gemuk dengan rambut yang pendek. Tiba-tiba saja laki-laki yang berbadan atletis tadi langsung memukulnya. Sontak saja Sam kaget. Dia langsung mengambil gambar dengan kameranya. Si ateltis pun semakin gila memukulnya. Memang terlihat kasihan. Akan tetapi Sam enggan untuk keluar dan membantu laki-laki tadi. Karena dipikirnya dia tidak tahu masalah apa yang terjadi di antara mereka. Sam lebih memilih mengambil gambar dari balik jendela kamar.

Setelah selesai memukulinya, si atletis langsung menginstruksi para temannya yaitu si gendut dan si kerempeng untuk membawa laki-laki yang ditutup matanya ke dalam gudang. Dan yang membuat Sam kaget bukan kepalang adalah ternyata si kerempeng membawa pisau di tangannya. Sam pun ingin sekali melihat apa yang terjadi. Akan tetapi ketakutannya seakan mencegahnya. Apalagi dia adalah seorang pendatang. Dia lebih memilih tetap berada di balik jendela kamar.

Setelah kira-kira setengah jam, si atletis keluar di susul dengan si kerempeng dan si gendut. Akan tetapi laki-laki yang satunya tidak keluar. Sam tetap menunggunya. Dan setelah beberapa saat dia pun keluar tapi penutup matanya telah di buka. Kemudian menyusul ketiga orang yang telah menunggunya di mobil. Tiba-tiba dari sebelah kanan terlihat orang membawa kamera. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar